Minggu, 05 Mei 2013

Mengapa Berprasangka Baik itu Baik


Bagi sebagian orang, hidup dijaman seperti sekarang ini seperti buah simalakama. Ketika dihadapkan pada suatu kondisi dimana mereka harus berinteraksi satu sama lain baik dalam keadaan setara maupun tidak setara dalam hal otoritas dan kekuasaan, prasangka akan selalu mengambil tempat mulai dari awal hingga akhir dari proses hubungan. Runtuhnya adab dan akhlak di satu sisi akan membuat orang selalu mengenakan tameng curiga, judgmental, skeptis atau bahkan tameng tuduhan. Sedangkan menurut resep-resep langgengnya suatu interaksi atau kunci dari pengharapan yang baik, dilain sisi, bergantung pada prasangka yang baik.


sumber gambar

Akan banyak kita temui orang-orang yang melihat orang lain dari kacamata mereka. Kita akan selalu menemukan orang-orang yang bias, sibuk dengan pikiran dan prasangkanya masing-masing. Mereka menerka-nerka dan menebak dan pada akhirnya akan mengambil kesimpulan sendiri. Tetapi tentu saja di sisi lain kita bisa menjumpai orang yang jarang berkomentar, hanya menyunggingkan senyum, menghindari perdebatan, tidak menceritakan keburukan-keburukan manusia dan pada akhirnya selalu mengambil ibrah/pelajaran dari suatu kejadian.

Memikirkan ini, saya kemudian selalu berkaca dan berpikir. Saya selalu mendapati momen dimana saya selalu bertanya-tanya “kenapa orang tersebut sampai bisa berpikir seperti itu tentang saya?”, atau dengan pertanyaan “dia tidak mengetahui apa yang ada dipikiran dan hati saya, tapi mengapa dia begitu judgmental terhadap saya?” Pikiran-pikiran seperti ini selalu muncul dan lucunya kita jarang berkaca kalau bukan hanya kita yang punya pikiran seperti ini, tapi semua orang punya. Ya, SEMUA ORANG.

Maka ketika kita bertanya-tanya, orang lain sesungguhnya juga selalu bertanya-tanya. Masih kurang sadarkah kita akan hal ini? Ketika kita tahu bahwa kita tidak ingin orang lain berpikiran buruk tentang diri kita karena ketidaktahuannya akan apa yang ada di hati dan pikiran kita, tentu saja akan sangat aneh kalau kita yang justru melakukannya kepada orang. Kita tidak ingin selalu dituduh oleh orang lain, tapi tidak sadar ketika menuduh orang lain. Membuat pola-pola, berspekulasi, berandai-andai, dan membuat skenario sendiri.

Kecuali hal yang sifatnya hakiki, yang bersifat tuntunan dari ajaran agama, maka sangkaan buruk manusia tidaklah dianjurkan untuk dikembangbiakkan. Agama adalah pembeda antara yang haq dan yang bathil, maka ketika sesuatu dikatakan jelek, maka jeleklah iya. Ajaran agama tidak boleh di relatif-kan. Kalau agama sudah relatif, maka percuma manusia beragama.

Dalam Islam dikatakan bahwa Allah berkata “ Aku adalah apa yang disangkakan oleh hambaKu.” Sehingga disini jelas, dalam hal qada’ dan qadar, Allah sudah menyiapkan yang terbaik bagi manusia. Manusia bisa membuat banyak proposal, tapi Tuhan-lah yang akhirnya menentukan. Selama proses menunggu, prasangka yang baik adalah bahan bakar untuk kesabaran. Ketika proposal kita sudah dijawab, prasangka yang baik pula yang akan menjadi tempat berkonsultasi. Mari, mari coba berpikir. Mari, mari coba lihat sekitar kita kalau hubungan yang palsu selalu penuh dengan sangkaan yang buruk. Senyum yang palsu tidak akan pernah meresonansikan kehangatan, yang sprektumnya tidak sampai ke ruang-ruang di hati.

Prasangka yang baik akan menciptakan pribadi, lingkungan bertetangga, lingkungan kerja, lingkungan bisnis, bahkan pemerintahan yang baik. Prasangka yang baik akan mempunyai kesan abadi, bahwa pribadi yang berprasangka hidupnya selalu bahagia, dipenuhi dengan harapan-harapan dan tindakan yang mengundang kebaikan. Prasangka yang baik akan menjaga hati dan menjaga lidah.

Itulah mengapa berprasangka baik itu baik.


@memetolicious

3 komentar:

Catatan Harian Irfan mengatakan...

Kalau berprasangka buruk kan namanya suudzon dan itu gak baik jadi mendingan berprasangka baik kan dari pada suudzon :)
niche blog :)

Ən Yeni Mahnı Sözləri 2 mengatakan...

bener mas, berprasangka baik itu ya seperti berpikir positif, kalau kita berpikir baik tentu bakalan bagus untuk kesehatan karena otak nggak mikir macem2

RD. Rengganis mengatakan...

berprasangka baik menang yang terbaik. terlebih Allah Yang Maha Baik senantiasa memberi yang terbaik untuk umatnya. semoga langkah hidup kita senantiasa dalam ranah kebaikan. aamiin