Selasa, 12 Januari 2010

CURHAT CALON SARJANA

Mari mencari inspirasi, kreasi dan lahan yang begitu luas untuk melanjutkan idealisme kita. Membagi ide-ide kita ke orang lain! Kata ini …ah…seandainya engkau terpatri sejak saya masuk ke kampus ini. Atau, ketika saya masuk di manapun, tempat saya menuntut ilmu.

Sampai saat ini, kepercayaan akan meninggalkan warisan kepada orang lain adalah hal yang sangat saya cita-citakan dalam hidup ini. Saya percaya kalau saya mampu dan bisa berkreasi menghasilkan hal-hal yang nantinya akan bisa dimanfaatkan secara optimal oleh orang banyak. Tetapi pertanyaannya sekarang adalah, kapan saya bisa benar-benar memulainya? Saya tidak tahu kalau memang benar tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang bagus. Tapi kali ini, saya benar-benar mengangkat bendera putih sebagai simbol kalau saya telah kalah oleh waktu, kebodohan diri yang hanya mengikuti nafsu tuk bermalas-malasan dan kepuasan sementara yang melenakan saya dari tujuan saya yang lebih besar. Saya merasa terlambat dan gagal memanfaatkan semua oportunitas yang ada tepat didepan batang hidungku. Saya tidak suka dengan status quo kalau jadinya begini !

Diri ini kini baru sadar kalau sekarang dia telah mau menghadapi ujian mejanya. Wahai mahasiswa, tahukah kau apa artinya ujian meja itu? Ujian meja sebenarnya prosesi awal yang begitu halus yang perlahan-lahan mencabut statusmu sebagai MAHAsiswa. Ujian meja sebenarnya adalah awal dari gerbang yang akan mengantarkan kamu tuk melihat persaingan yang begitu keras diluar kampus. Gerbang untuk membawamu sementara menuju ke ruang tunggu para pengangguran sebelum betul-betul matang mendapatkan pekerjaan yang bagus atau melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Ujian meja adalah prosesi dimana kamu tidak hanya diuji, tapi mata kamu akan benar-benar terbuka untuk melihat tulisan di spanduk besar yang bertuliskan WELCOME TO THE REAL WORLD!

Dari situ, kini saya terus bercermin, apa yang telah saya lakukan selama berada di kampus ini? Apakah saya hanya sering berdiskusi alot dengan teman-teman saya yang tujuannya sebenarnya hanyalah untuk menunjukkan kalau saya telah banyak mengetahui kosa kata ilmiah, berdebat, atau merangkai kata dengan begitu apiknya tanpa betul-betul mau mencari kebenaran dan kesepakatan. Apakah saya hanya mengikuti kuliah semata dan bermasa bodoh dengan kehidupan diluar kuliah. Apakah saya hanya orang yang datang untuk memamerkan penampilan saya yang terbaru dan hanya have fun dengan teman-teman. Apakah saya adalah tipe orang yang hanya betul-betul banyak memusatkan perhatian untuk mengoleksi pasangan sebanyak-banyaknya sampai malah berbuat yang lebih dari hanya sekedar mengoleksi semata. Ataukahh saya adalah tipe mahasiswa yang datang, murni hanya untuk melengkapi status saya sebagai mahasiswa.
Kali ini perasaan saya kalut dan carut marut. Kalimat itu terus berdengung di kepalaku seminggu terkhir ini. “hei boy, apa yang telah kau lakukan selama kuliah? Adakah kau telah memberikan sesuatu yang cukup berharga?” ok. Sekarang mari kita lihat apa yang telah saya lakukan, balasku terhadap pikiran-pikiranku sendiri. Seperti inilah dialognya:

SAYA: Saya cukup akitf di organisasi-organisasi
PIKIRANKU: Belum, itu belum cukup, balasnya.
SAYA: Terus, saya punya IPK yang bagus.
PIKIRANKU: Berorganisasi tapi IPK masih bagus, masih belum cukup.
SAYA: Oh ya, saya sudah beberapa kali ikut di lomba nasional.
PIKIRANKU: Biasa saja boy, itu wajar kalau mahasiswa aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan nasional.
SAYA: Trus, Cuma ini senjata saya yang terakhir, kataku pada pikiranku – saya juga pernah aktif dalam kegiatan internasional. Apakah itu belum cukup?
PIKIRANKU: Itu juga bagus. Tapi tidakkah kamu berpikir kalau kamu belum memberikan sesuatu yang extraordinary selama berada di sini boy. Kamu itu egois, masih selalu mengurung ide-ide kamu di tempurung kepalamu yang keras ini. Coba lihat orang-orang besar yang telah membius pikiran-pikiran manusia, Nabi Muhammad SAW, Ahmad Dedat, Socrates, Bung hatta, JK. Rowling, Shakespeare, zakir naik, Nabi Ibrahim atau bahkan Mario Teguh kalu kau juga sepakat. Apakah menurutmu mereka mengurung pikiran-pikiran mereka? Kau tidak membagikan candu boy, sedangkan orang-orang besar itu berhasil membuatmu kecanduan. Kamu sudah memberikan saya jawaban kalau kamu itu sudah aktif kiri kanan di berbagai kegiatan. Tapi apakah itu yang lantas menjadi amunisi bagi mereka untuk melanjutkan hidup – kehidupan mereka dengan bijak? Pikiranmu itu belum sampai menembus sel-sel otak mereka ! camkan itu baik-baik. Sekali lagi, kamu masih belum menjadi candu, kamu masih belum menjadi kafein bagi mereka.

Seperti palu godam yang besar yang langsung menghancurkan sendi-sendi kesadaranku. Apa yang telah saya lakukan? Apa yang telah saya lakukan? Beribu-ribu kali kalimat itu memantulkan echo-nya di kepalaku tanpa bisa menembus tempurung kepalaku. Saya adalah setitik debu diantara mahasiswa di lautan universitas yang kerjanya hanya mengikuti angin. Saya masih belum bermetamorfosis sempurna. Belum. Masih sangat jauh malah. Dan saya tak tau kapan sampai bisa kesana. Kapan saya bisa buat buku? Buku apapun modelnya. Kapan saya bisa mempubikasikan tulisan saya di media-media yang pangsanya besar. Kapan saya bisa menjadi pembicara di seminar-seminar atau workshop. Kapan saya bisa menjadi orang yang membedah sendiri buku ciptaanya. Sampai pertanyaan ke 1001, pertanyaannya masih dimulai dengan kata “kapan”.

Melihat acara-acara di tv, membaca artikel seseorang di Koran-koran, membaca buku-buku, menonton film-film dan masih banyak daftar lainnya, saya dengan diri yang penuh kedunguan ini, kembali lagi disadarkan bahwa apa yang saya liat, baca, dengar,rasa, adalah “hasil karya” dari orang. Mereka sukses telah membuat saya menjadi konsumen yang setia. Saya tak menyadari, kalau sebenarnya, saya harus banyak-banyak meluangkan waktu tuk berkaya. Berkaya apapun bentuknya, yang bisa dinikmati orang banyak. Sungguh, mereka telah melenakan saya.
Besok sudah akan ujian meja. Dan diri yang dungu ini masih meratapi dirinya yang masih belum mencerahkan orang lain.

Selasa, 12 Januari 2010 pukul 08.22 WITA. H-1 sebelum ujian meja………….
Muhalim Dejes / metmet
Fb & Email: memet_buwanget@telkom.net